Kamis, 05 April 2012

DUA WARNA KOTA MILAN

milano - italy


Awalnya tidak ada Inter dan Milan. Yang ada hanya Milan, klub yang didirikan Alfred Edwards pada 16 Desember 1899. Namun, pada tahun 1908 timbul perpecahan. Sekelompok orang Italia dan Swiss, yang menjadi pengurus klub, tidak senang melihat dominasi pemain asal Italia di dalam skuad I Rossoneri. Mereka ingin klubnya menerima lebih banyak stranieri alias pemain asing. Pendapat itu ditolak Milan. Akibatnya, para pemberontak ini memisahkan diri dan membentuk Inter. Rivalitas muncul dan terasa panas karena Milan menganggap Inter adalah pengkhianat. Sebaliknya, Inter juga selalu berusaha menjadi oposisi yang berseberangan dengan Milan.
Herbert Kiplin
Salah Satu Pendiri AC Milan
Giovanni Paramhitiotti
Salah Satu  Pendiri Internazionale
I Nerazzurri memilih kostum berwarna biru, yang dikenal sebagai anti-merah, warna seragam Milan. Sesuai dengan sejarah, Inter sampai sekarang didominasi oleh stranieri. Sebaliknya, Milan masih punya sejumlah Italiano penentu.
Ketika Milan memiliki trio Belanda, Ruud Gullit-Marco van Basten-Frank Rijkaard, Inter langsung menandingi dengan trio Jerman: Andreas Brehme-Lothar Matthaeus-Juergen Klinsmann. Ini jelas indikasi persaingan karena di era 1980 dan 1990-an, Belanda-Jerman adalah dua musuh bebuyutan.
Trio Belanda
Ruud Gullit-Marco Van Basten-Frank Rijkaard
Trio Jerman
Andreas Brehme-Juergen Klinsmann-Lothar Matthaeus
Karena rivalitas ini, derby della Madonnina menjadi sebuah partai yang seru. Nama Madonnina sendiri diambil dari salah satu landmark utama kota Milano, yaitu patung Bunda Maria di atas Katedral Milano, yang biasa disebut Madonnina.
Patung Bunda Maria di atas Katedral Milano
Persaingan antara Inter dan Milan bahkan pernah meracuni tim nasional Italia. Di era keemasan Sandro Mazzola di Inter dan Gianni Rivera di Milan, mereka nyaris tak pernah main bersama di tim nasional Italia. Kalau Mazzola main, Rivera cadangan. Begitu pula sebaliknya. Terkadang, dua pemain ini saling menggantikan di tengah pertandingan. Kekalahan Italia dari Brasil di Piala Dunia 1970 disebut-sebut karena rivalitas ini. Mazzola menjadi starter dan Rivera baru masuk di menit ke-88, padahal skill individu Rivera dipandang mampu menyulitkan Brasil.
Alessandro Mazzola
Gianni Rivera
Beda Gaya
Rivalitas Mazzola-Rivera, yang menjadi simbol persaingan antara Inter dan Milan, akhirnya terbawa sampai sekarang dalam bentuk perbedaan karakter permainan kedua tim. Mazzola adalah produk Helenio Herrera, pelatih Inter di era 1960-an yang dikenal sebagai penemu catenaccio atau pertahanan gerendel. Sebaliknya, Rivera dibentuk oleh Nereo Rocco, pelatih yang mementingkan sepakbola indah kendati ia juga sedikit menganut taktik catenaccio. Inter di tangan Herrera dikenal sebagai La Grande, tim terbaik yang pernah dimiliki La Beneamata. Wajar apabila karakter permainan Inter selalu dikaitkan dengan tim tersebut. Citra Inter sebagai tim pengusung catenaccio terpatri sampai sekarang. Di lain pihak, Milan memuja sepakbola indah. Karakter itu kian jelas setelah Silvio Berlusconi menjadi presiden. Milan selalu mencoba mengumpulkan pemain terbaik dengan harapan mereka menghadirkan sepakbola indah.
Herrera vs Rocco
Helenio Herrra
Nereo Rocco
Il Presidente
Massimo Moratti
Silvio Berlusconi


Interisti vs Milanisti

Interisti

Milanisti

Si Biru vs Si Merah

Patrick Vieira

Ronaldo Luiz nazario de lima



Maurizio Ganz

Edgar Davids

Roberto Baggio

Andrea Pirlo

Clarence Seedorf

Hernan Crespo

Christian Vieri

Francesco Coco

Andres Gugliempietro

 
Zlatan Ibrahimovic


Sulley Ali Muntari

The Stories

November 21, 2010
FC Internazionale Milano 1908
Pendiri Internazionale
“Akan dibuat di sini di Restoran Dell ‘Orologio, kota Milan, sebuah tim sepakbola yang akan menghantui semua seniman dan selamanya akan menjadi tim yang sangat hebat. Di malam yang indah ini,  sebuah kostum kita berikan warna hitam untuk malam yang indah dan biru untuk siang yang indah, dengan dengan latar belakang emas. Dan tim ini bernama  Internazionale, karena kita adalah semua bersaudara di dunia ini “
(Giorgio Muggiani, 9 Maret 1908)

Internazionale lahir di Restoran Dell ‘Orologio, kota Milan pada malam 9 Maret 1908 sebagai hasil dari 43 pembangkang yang dipimpin oleh George Muggiani, seorang pelukis, yang memimpin untuk melawan AC Milan, yang telah memerintahkan untuk tidak bermain sepak bola dengan pemain asing (karena pada waktu itu Milan hanya memainkan pemain yang berasal dari Inggris dan Italia saja) dan memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam sebuah turnamen nasional. Nama yang terpilih untuk tim baru, melambangkan landasan bahwa klub akan memberikan kemungkinan untuk pemain non-Italia (dan non-Inggris) mengenakan kostum klub baru ini. Pertemuan itu menghadirkan suatu catatan sejarah yang merupakan kelahiran resmi sebuah klub :
<< Para pendiri bertemu malam ini dengan tujuan membentuk sebuah klub baru. Para pendiri yang hadir antara lain :Muggiani, Bossard, Lana, Bertoloni, De Olma, Enrico Hintermann, Arturo Hintermann, Carlo Hintermann, Pietro Dell’Oro, Ugo Rietmann Hans, Voelkel, Wipf Maner, Ardussi Carlo.
Setelah diskusi sedikit, Muggiani mengusulkan nama-nama untuk membentuk sebuah dewan ad-interim yang akan dikonfirmasikan di hari Rabu, tanggal 11 Maret 1908. Dan untuk posisi Presiden dan Wakil Presiden klub sengaja dibiarkan lowong.
Yang terpilih antara lain :
  1. Sekretaris                  : Giorgio Muggiani
  2. Bendahara                 : De Olma
  3. Dewan Ekonomi      : Hans Rietmann
  4. Dewan Penasihat     : Pietro Dell’Oro dan Giovanni Paramithiotti
Kemudian, Muggiani mengusulkan untuk menunjuk sebagai anggota kehormatan akuntansi Bosisio, sekretaris Federasi Sepakbola Italia. Mereka hadir menerima proposal tersebut. Dan nama klub telah bulat diterima dengan nama Football Club Internazionale Milano. Rapat ditutup pukul 11 pagi.

Anggota pendiri adalah:
  • Giorgio Muggiani.
  • Boschard.
  • Lana.
  • Fernando De Osma.
  • Carlo Hinterman.
  • Enrico Hinterman.
  • Arturo Hinterman.
  • Pietro Dell’Oro.
  • Ugo Rietman.
  • Hans Rietman.
  • Voelkel.
  • Maner.
  • Bertolini.
  • Wipf.
  • Carlo Ardussi.
Dalam pemilihan nama klub, kata “Milan” terpilih untuk menjadi nama utama. Namun, segera terpikirkan jika nama “Milano” dan “Milan” bisa menyebabkan kebingungan dan ditetapkan bahwa sebuah tim harus dinamai dengan nama grup yaitu : Internazionale.
Kemudian pemilihan Presiden Pertama, diangkatlah Dewan Penasihat Giovanni Paramithiotti, sementara itu untuk figur pelatih terpilihlah Virgilio Fossati, yang juga kapten tim, yang meninggal beberapa tahun kemudian setelah Perang Dunia Pertama.

Sejarah Terbentuknya Inter
Beberapa Pendiri dari Kiri : Hirzel, Muggiani, Carrer, Cappelli, Mauro, Guzzoni, Crivelli, Hulss dan Ugo Rietman


Internazionale Milano Football Club terlahir dengan sebuah pembangkangan. Dikatakan ironis, memang ironis. Namun, itulah yang terjadi di masa lalu.
Sejarah Inter berawal dari Milan Cricket & Football Club yang didirikan pada tanggal 16 Desember 1899 oleh tiga orang berkebangsaan Inggris, yakni Herbert Kilpin, Allison dan Davies.  Ketiga serangkai tersebut dibantu oleh tiga rekannya yang lain yakni Alfred Edwards, Barnett dan Nathan. Para pendiri dan anggota Milan Cricket & Football Club awalnya mungkin tidak pernah mengira dan menyangka-nyangka kalau klub olahraga itu bakal pecah. Alasannya pun terbilang sepele.
Sebuah kelompok terdiri dari orang-orang Italia dan Swiss yakni Giorgio Muggiani, (seorang pelukis yang juga merancang logo klub) Bossard, Lana, Bertoloni, De Olma, Enrico Hintermann, Arturo Hintermann, Carlo Hintermann, Pietro Dell’Oro, Hugo dan Hans Rietmann, Voelkel, Maner , Wipf, dan Carlo Arduss yang tidak terlalu suka akan dominasi orang-orang Inggris & Italia di AC Milan dan mereka memutuskan untuk memecahkan diri dari AC Milan. Nama Internazionale diambil dari keinginan pendiri-pendirinya untuk membuat satu klub yang terdiri dari banyak pemain dari negara-negara. Beberapa yang tidak setuju lalu meninggalkan Milan Cricket & mendirikan klub tandingan. Pada Senin, 9 Maret 1908, bertepatan di Restoran Dell ‘Orologio, berdirilah Internazionale Milano Football Club yang kelak dikenal dengan nama Inter Milan.
Meski cara yang digunakan adalah pembangkangan pada awalnya, di kemudian hari ada satu hal yang patut diacungi jempol dari Internazionale Milano Football Club yakni tujuannya yang berlaku untuk ‘umum’. Dengan kata lain, terbuka untuk siapa saja, tanpa membedakan bangsa dan negara, dan bersifat global. Intinya, dari awal, klub ini telah berani mengesapingkan perbedaan rasial dan diskriminasi sosial.
Begitu Internazionale mendeklarasikan sifanya yang terbuka untuk umum, sejumlah pemain asing mulai berdatangan. Kebanyakan dari mereka berasal dari Swiss. Bahkan, kapten pertama klub ini pun orang berkebangsaan Swiss, Hernst Marktl Xavier.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar